Landasan Filosofis
Dalam Filsafat Pendidikan, terdapatberbagai aliran filsafat, seperti : perenialisme, essensialisme,
eksistesialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme. Dalam pengembangan
kurikulum pun tidakterlepas pada aliran – aliran filsafat tertentu. Dengan merujuk kepada
pemikiran Ella Yulaelawati (2003), di bawah ini diuraikan tentang isi dari-dari
masing-masing aliran filsafat, yang
terkait dengan pengembangan kurikulum.
a. Perenialisme
lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan daripada
warisan budaya, dampak sosial tertentudanaliraninilebihberorientasikemasalalu. Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan
kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada
kebenaran absolut dan kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu.
b. Essensialisme
menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan
keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang
berguna. Sama halnya dengan perenialisme, essesialisme juga lebih berorientasi
pada masa lalu.
C Eksistensialisme
menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan makna.
Untuk memahami kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri.
d. Progresivisme
menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat pada peserta
didik, variasi pengalaman belajar dan proses. Progresivisme merupakan landasan
bagi pengembangan belajar peserta didik aktif.
e. Rekonstruktivisme
lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan
sejenisnya. Aliran ini akan mempertanyakan untuk apa berfikir kritis,
memecahkan masalah, dan melakukan sesuatu . Penganut aliran ini menekankan pada hasil belajar daripada
proses.
Aliran Filsafat Perenialisme,
Essensialisme, Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang mendasari
terhadap pengembangan Model
Kurikulum Subjek-Akademis. Sedangkan, filsafat progresivisme memberikan
dasar bagi pengembangan Model
Kurikulum Pendidikan Pribadi. Sementara, filsafat rekonstruktivisme banyak
diterapkan dalamPengembangan Model Kurikulum Interaksional.
Masing-masing aliran filsafat
pasti memiliki kelemahan dan keunggulan tersendiri. Oleh karena itu, dalam
praktek pengembangan kurikulum, penerapan aliran filsafat cenderung dilakukan
secara seklektif untuk lebih menyesuaikan berbagai kepentingan yang terkait dengan pendidikan. Meskipun
demikian saat ini, pada beberapa negara dan khususnya di Indonesia, tampaknya
mulai terjadi pergeseran landasan dalam pengembangan kurikulum, yaitu dengan
lebih menitikberatkan pada filsafat rekonstruktivisme.
0 komentar:
Posting Komentar